AtTabsyir: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam | |
Perjanjian Damai Dengan Masyarakat Non Muslim Sebagai Model Komunikasi Islam Oleh Rasulullah pada Masyarakat Multikultural di Madinah Dan Relevansinya pada Masa Sekarang | |
Mubasyaroh Mubasyaroh1  | |
[1] IAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia; | |
关键词: perjanjian damai, komunikasi islam, multikultural, masyarakat non-muslim; | |
DOI : 10.21043/at-tabsyir.v6i2.6438 | |
来源: DOAJ |
【 摘 要 】
Membincang gerakan dan strategi dakwah rasulullah tidak akan pernah habis, karena pada beliaulah terdapat berbagai kisah suka duka, gagal dan berhasilnya dakwah yang dilakukan sejak beliau menerima wahyu pertama pada usia 40 tahun. Pada tulisan ini akan membahas tentang komunikasi Islam pada rasulullah dan strategi dakwahnya pada masyarakat multi kultural di Madinah serta relevansinya pada masa sekarang. Pesan dakwah dari da’i terhadap mad’u akan tersampaikan melalui komunikasi yang dibangun antara kedua belah pihak. Komunikasi yang dibangun rasulullah merupakan sistem komunikasi Islam yang berlandaskan pada Qaulan Sadida, Qaulan Baligha, Qaulan Ma’rufa, Qaulan Karima, Qaulan Layyina dan Qaulan Maysura. Disamping itu, komunikasi yang dibangun rasululllah tersebut akan memberikan gambaran sebagaimana dalam komunikasi konvensional yang dikenal dengan dua sistem yaitu talk to people dan talk with the people. Hal ini menjadi penting karena komunikasi akan berpengaruh terhadap keberhasilan dakwah itu sendiri, terutama pada`masyarakat multi kultur sebagaimana masyarakat yang ada di Madinah dengan kondisi masyarakat yeng terdiri dari berbagai agama dan ras. Indonesia sebagai negara dengan dengan beragam budaya kiranya perlu mengadopsi sistem komunikasi yang sudah dibangun oleh rasulullah.
【 授权许可】
Unknown