Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi | |
EVALUASI PELAKSANAAN E-PURCHASING OBAT PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2015 | |
Satibi Satibi1  Kusmini Kusmini1  Sri Suryawati2  | |
[1] Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; | |
关键词: e-purchasing; hambatan; ketersediaan obat; efisiensi biaya obat; impediments; medicines availability; medicines cost efficiency; | |
DOI : 10.22146/jmpf.357 | |
来源: DOAJ |
【 摘 要 】
Metode pengadaan obat secara e-purchasing berdasarkan e-catalogue merupakan sistem pengadaan obat yang relatif baru di Indonesia. E-purchasing obat bertujuan untuk meningkatkan transparansi, efektifitas dan efisiensi proses pengadaan obat di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dampak kendala e-purchasing obat banyak dirasakan satuan kerja di bidang kesehatan, termasuk di Jawa Tengah. Penting untuk mengetahui hambatan yang terjadi pada pelaksanaan e-purchasingobat dan dampaknya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui permasalahan yang menjadi hambatan pada pelaksaaan e-purchasing obat dan dampaknya terhadap ketersediaan obat dan efisiensi biaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional studi kasus yang bersifat deskriptif analitis. Data yang digunakan berupa data retrospektif dan prospektif. Data retrospektif tahun 2015 meliputi data rencana e-purchasing, realisasi e-purchasing, hambatan e-purchasing, realisasi none-purchasing dan ketersediaan obat. Data prospektif meliputi pendalaman terkait hambatan pelaksanaan e-purchasing obat. Penelitian dilakukan pada 35 dinas kesehatan kabupaten/kota (DKK) di Jawa Tengah.Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan data kualitatif dianalisis dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45,3% obat indikator diadakan melalui mekanismee-purchasingoleh 97,3% DKK.Realisasi obat yang tidak sesuai rencana sebesar 23,9%, yang menunjukkan adanya hambatan pelaksanaan e-purchasing. Hambatan terbesar adalah ketidakmampuan suplai oleh industri farmasi (IF) penyedia. Hambatan berdampak pada pengurangan ketersediaan obat dan efisiensi biaya obat. Pelaksanaan e-purchasingyang berjalan lancar akan menyumbangkan potensi penghematan biaya obat sebesar 19,1%. Kesimpulan, terdapat hambatan pelaksanaan e-purchasing obat. Hambatan terbesar adalah ketidakmampuan suplai oleh IF. Hambatan berdampak pada pengurangan ketersediaan obat dan efisiensi biaya obat. Terjadi potensi penghematan biaya obat pada pelaksanaan e-purchasing yang berjalan lancar.
【 授权许可】
Unknown