期刊论文详细信息
Jurnal Agro
Inisiasi Tunas Kokoleceran (Vatica bantamensis) Pada Berbagai Jenis Media Tanam dan Konsentrasi BAP (Benzyl Amino Purine) secara in Vitro
Sri Sudiyanti1  Tubagus Bahtiar Rusbana1  Susiyanti Susiyanti1 
[1] Faperta, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten;
关键词: BAP;    endemis;    in vitro;    kokoleceran (Vatica bantamensis);    media;   
DOI  :  10.15575/1069
来源: DOAJ
【 摘 要 】

Kokoleceran (Vatica bantamensis) merupakan tanaman endemik Banten yang hanya ada di Ujung Kulon, dan telah ditetapkan sebagai tanaman identitas Provinsi Banten. Saat ini Kokoleceran terancam punah. Berdasarkan data dari IUCN sejak tahun 1998 tidak ada lagi penelitian mengenai tanaman ini. Inisiasi Kokoleceran memerlukan teknologi untuk mencegah dari kepunahan. Salah satu perbanyakan massal bisa melalui teknik in vitro kultur jaringan. Penelitian dilaksanakan dari November 2015 sampai Maret 2016 di Laboratorium Bioteknologi Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial. Faktor pertama yaitu media yang terdiri dari MS dan WPM. Faktor kedua yaitu konsentrasi BAP yang terdiri dari empat taraf, yaitu : 0 mg L-1, 1 mgL-1, 2 mg L-1, dan 3 mg L-1. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan media yang berbeda dan konsentrasi BAP tidak berpengaruh pada waktu kemunculan tunas, jumlah tunas, dan jumlah. Namun, kedua perlakuan berpengaruh terhadap warna media dan pertumbuhan kalus pada eksplan.

 

Kokoleceran (Vatica bantamensis) is an endemic plant of Banten which is only in Ujung Kulon, and has been designated as identity of Banten province. Now the existence of Kokoleceran has been endangered. Based on data from the IUCN, since 1998 there has been no research. Kokoleceran initiation needs technology for preventing from the extinction. One of the mass propagation is through the technique culture in vitro. This research aimed to get the precise medium and BAP concentration for Kokoleceran, and knowing the response of Kokoleceran growth in in vitro. This research was done in November 2015 until March 2016 at the Laboratory of Biotechnology, Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, University of Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten. This research used Completely Randomized Design (CRD) two factors. The first factor was medium that were MS and WPM media. The second factor was BAP concentration which consisted of four levels namely 0 mg L-1, 1 mg L-1, 2 mg L-1, and 3 mg L-1. The results showed that the use of different media and BAP concentrations had no impact on the time appear of shoot, shoot number, and root number. There was effect from both treatments on medium color, and growing of callus on the explants.

【 授权许可】

Unknown   

  文献评价指标  
  下载次数:0次 浏览次数:1次