期刊论文详细信息
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia
Antenatal care visit frequency of short stature mother as risk factor of stunting among children aged 6 - 23 months in Indonesia (IFLS 5 Study Analysis)DOI : 10.21927/ijnd.2019.7(3).%p | Abstract views : 370 times
article
Herwinda Kusuma Rahayu1  BJ Istiti Kandarina2  Abdul Wahab2 
[1]Universitas Alma Ata
[2]Population Health, Universitas Gadjah Mada
关键词: stunting;    short height mother;    antenatal care;    IFLS 5;   
DOI  :  10.21927/ijnd.2019.7(3).107-113
来源: Alma Ata University Press
PDF
【 摘 要 】
Latar Belakang : Stunting adalah gangguan pertumbuhan linear yang saat ini menjadi masalah utama kesehatan anak di negara berkembang yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2018 masih tinggi, yaitu mencapai 30,8%.  Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah tinggi badan ibu yang pendek, dengan prevalensi sebesar 30,5%. Ibu hamil dengan tinggi badan pendek harus memperhatikan kondisi kesehatan selama kehamilan, salah satunya melalui pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) dengan frekuensi pemeriksaan yang sesuai dengan standar. Metode : Penelitian ini adalah penelitian observasional yang menggunakan data sekunder dari penelitian longitudinal yaitu Indonesia Family Life Survey (IFLS) periode ke-5 yang dilaksanakan pada tahun 2014. Rancangan penelitian ini adalah kohort retrospektif. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi square, sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistic. Uji statistik dilakukan menggunakan software Stata v13. Hasil : Hasil analisis bivariat diketahui bahwa frekuensi ANC ibu dengan tinggi badan pendek memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting dengan nilai p=0,04 (RR=1,29; CI 95%=1,02-1,65). Hasil analisis multivariat frekuensi ANC dengan kejadian stunting yang mengikut sertakan variabel luar didapatkan bahwa BBLR merupakan penyebab terbesar kejadian stunting (OR=1,97; CI 95%=1,06-3,64) Kesimpulan : Frekuensi ANC yang sesuai perlu dilakukan oleh ibu hamil dengan tinggi badan pendek. Hal ini adalah upaya untuk mengoptimalkan status kesehatan, sehingga kejadian BBLR yang merupakan faktor risiko kejadian stunting tidak terjadi. Diperlukan strategi pemerintah untuk meningkatkan frekuensi kunjungan ANC dengan mempertimbangkan komponen pelayanan.
【 授权许可】

Unknown   

【 预 览 】
附件列表
Files Size Format View
RO202105240001444ZK.pdf 227KB PDF download
  文献评价指标  
  下载次数:0次 浏览次数:0次